Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit


“PENERIMAAN PENUGASAN & PERENCANAAN AUDIT”

 

Penerimaan Penugasan

Penerimaan penugasan merupakan tahap awal dalam audit laporan. Setiap kantor akuntan publik selalu bersaing dengan kantor akuntan publik lainnya. Mereka harus dapat menghimpun sebanyak mungkin klien, untuk mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu, auditor harus mempertimbangkan secara matang setiap permintaan auditing atau penugasan audit. Auditor akan menerima (menolak) klien yang baru, atau melanjutkan klien yang sudah ada. Pada umumnya keputusan untuk menerima (menolak) ini sudah dilakukan sejak enam hingga sembilan bulan sebelum akhir tahun buku yang akan diperiksa.

 


Penyebab klien berganti KAP

  1. Merger dua perusahaan yang KAPnya berbeda.
  2. Ketidakpuasan terhadap KAP lama.
  3. Merger antar KAP.
  4. Aturan perundang-undangan dan aturan lainnya.

 

Mengevaluasi Integritas Manajemen

Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen adalah:

a.       Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu

Bagi klien yang pernah diaudit oleh auditor lain, pengetahuan tentang manajemen klien yang dimiliki oleh auditor pendahulu merupakan informasi penting bagi auditor pengganti. Sebelum menerima penugasan, PSA No.16, Komunikasi Antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti (SA 315.02), mengharuskan auditor pengganti untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam berkomunikasi, auditor pengganti harus mengajukan pertanyaan yang spesifik dan wajar mengenai berbagai hal yang berpengaruh atas pengambilan keputusan menerima atau penolak penugasan, seperti :

1.      Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah yang spesifik.

2.      Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor pengganti melaksanakan komunikasi dengan auditor pendahulu dan meminta persetujuan dari klien untuk melakukan hal itu.

3.      Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang di berikan auditor pendahulu. Maka auditor pengganti harus mempertimbangkan pengaruhnya dalam memutuskan penerimaan atau penolakan perikatan audit dari calon klien.

b.      Meminta keterangan kepada pihak ketiga

Informasi tentang intregrasi manajemen dapat diperoleh dengan meminta keterangan kepada penasehat hukum, pejabat bank, pengganti manajemen yang diberitahukan di surat kabar bisnis, review terhadap laporan audit tahun sebelumnya yang di simpan di Bapepam, dan pihak lain yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien.

c.       Mereviu pengalaman auditor di masa lalu dengan klien

Sebelum mengambil keputusan untuk melanjutkan penugasan dengan klien audit. Auditor harus mempertimbangkan secara cermat pengalaman hubungan kerja dengan manajemen klien di masa lalu. Misalnya, auditor perlu mempertimbangkan adanya kekeliruan atau kecurangan dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien yang ditemukan dalam audit atas laporan keuangan tahun yang lalu.

 

Mengidentifikasi Kondisi Khusus & Resiko Yang Tidak Biasa

a.       Mengidentifikasi pemakaian laporan audit

b.      Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan

c.       Mengevaluasi auditabilitas perusahaan klien

 

Perencanaan Audit

 






Prosedur Analitis

Prosedur Analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan. Prosedur analitis meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Penggunaan prosedur analitis dalam tahapan perencanaan audit yang efektif, meliputi tahapan-tahapan sistematis sebagai berikut :

·         Mengidentifikasi perhitungan/Perbandingan yang akan dibuat

·         Mengembangkan ekspektasi atau harapan

·         Melakukan perhitungan/perbandingan

·         Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan

·         Menyelidiki selisih tak diharapkan yang signifikan

·         Menentukan pengaruh atas perencanaan audit

 

Penilaian Awal Materialistas

        Materialitas mendasari penerapan standar auditing, khususnya standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Materialitas adalah besarnya kelalaian atau pernyataan yang salah pada informasi akuntansi yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Auditor menentukan materialitas pada dua tingkat:

·         Materialitas tingkat laporan keuangan yaitu auditor menentukan materialitas pada tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor tentang kewajaran adalah mengenai laporan keuangan secara keseluruhan dan tidak sepotong-potong.

·         Materialitas tingkat saldo akun yaitu materialitas yang disebut juga dengan tolerable misstatement. Tolerable misstatement adalah salah saji maksimum yang boleh ada dalam saldo akun sehingga tidak dianggap sebagai salah saji material.

 

Menilai Risiko Audit

·         Risiko Bawaan è kerentanan/mudah tidaknya suatu akun mengalami salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur SPI yang terkait.

·         Risiko Pengendalian è risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur SPI satuan usaha.

·         Risiko Deteksi è risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

 

Mengembangkan Strategi Audit Pendahuluan untuk Asersi yang Signifikan







Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama